KEBUDAYAAN PULAU DEWATA BALI
Pulau Bali atau yang sering disebut Pulau Dewata ini merupakan Pulau
yang terkenal hingga penghujung dunia. Bali yang sangat terkenal dengan
keindahan alam yang dimiliki. Pulau Bali yang termasuk bagian dari
Kepulauan Sunda Kecil ini beribukota di Denpasar, dan secara geografis
terletak pada 8° LS dan 115° BT . Daerah ini pun memiliki iklim yang
teropis seperti daerah Indonesia lainnya.
Secara geografis provinsi Bali berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur dan
Selat Bali di sebelah barat, Laut Bali di sebelah utara, Samudera
Hindia di sebelah selatan, serta Selat Lombok di bagian sebelah timur.
Tempat-tempat wisata yang sering dikunjungi selain kota Denpasar sendiri
yaitu Ubud sebagai pusat seni yang terletak di Kabupaten Gianyar yang
merupakan dataran tinggi di pulau ini. Sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak,
dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tempat tujuan
pariwisata, baik wisata pantai maupun hanya tempat untuk para wisatawan
beristirahat.
Suku bangsa yang terdapat di Pulau Bali terbagi menjadi dua yaitu suku
Bali Aga yang merupakan penduduk asli Bali, kebanyakan dari mereka
tinggal di daerah Trunyan. Kemudian Suku Bali Mojopahit yang merupakan
Bali Hindu atau Bali keturunan dari kerajaan Mojopahit. Kebudayaan Bali
dapat dikatakan masih khas atau asli karena masyarakatnya sangat
memegang teguh budaya dari nenek moyang mereka dan belum terpengaruh
oleh budaya lain.
2. Unsur-Unsur Budaya
a. Agama
Sebagian penduduk Bali menganut agama Hindu lebih kurang 95% dari jumlah
keseluruhan penduduk yang terdapat di Bali, sedangkan 5% nya menganut
agama Islam, Kristen, Katolik dan Kong Hu Cu.
Tujuan hidup dari ajaran Hindu yaitu untuk mencapai keseimbangan dan
kedamaian hidup, lahir dan batin. Orang Hindu percaya adanya 1 Tuhan
dalam bentuk konsep Trimurti, yaitu wujud Brahmana (sang pencipta),
wujud Wisnu (sang pelindung dan pemelihara), serta wujud Siwa (sang
perusak). Tempat beribadah orang Hindu yang banyak ditemui di Bali
disebut Pura, Pura sangat banyak dijumpai di rumah-rumah masyarakat
Hindu Bali dalam berbagai bentuk tergantung dari kondisi ekonomi
masyrakat tersebut. Sedangkan tempat-tempat untuk pemujaan leluhur
disebut Sangga. Kitab suci agama Hindu adalah weda yang berasal dari
India.
Masyarakat Hindu Bali yang meninggal dunia akan diadakan upacara Ngaben
yang dianggap sanggat penting untuk membebaskan arwah orang yang telah
meninggal dunia dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben
merupakan upacara pembakaran mayat yang sudah sangat lazim ditemui di
Bali. Hari raya umat agama hindu adalah Nyepi yang pelaksanaannya pada
perayaan tahun baru saka pada tanggal 1 dari bulan 10 (kedasa), selain
itu ada juga hari raya Galungan, Kuningan, Saras Wati, Tumpek Landep,
Tumpek Uduh, dan Siwa Ratri. Kebanyakan dari wisatawan baik domestik
maupun wisatawan asing berkunjung ke Bali untuk melihat atau bahkan
terlibat dalam upacara-upacara keagamaan pada hari raya umat Hindu di
Bali.
b. Organisasi Sosial
• Perkawinan
Penarikan garis keturunan dalam masyarakat Bali adalah mengarah pada
patrilineal. Sistem kasta yang sangat mempengaruhi proses berlangsungnya
suatu perkawinan, karena seorang wanita yang kastanya lebih tinggi
apabila menikah dengan pria yang kastanya lebih rendah tidak dibenarkan
karena akan terjadi suatu penyimpangan, yaitu akan membuat malu keluarga
dan menjatuhkan gengsi seluruh kasta dari anak wanita.
Kemudian di beberapa daerah Bali, diberlakukan pula adat penyerahan mas
kawin ( petuku luh), namun saat ini terutama pada keluarga orang-orang
yang terpelajar, budaya ini sudah tidak diberlakukan lagi.
• Kemasyarakatan
Terdapat suatu kesatuan hidup komunitas masyarakat Bali yang mencakup 2
pengertian Desa yaitu : Desa Adat dan Desa Dinas (administratif).
Keduanya merupakan suatu kesatuan wilayah namun desa adat berhubungan
dengan keagamaan atau pun adat istiadat, sedangkan desa dinas adalah
kesatuan admistratif. Kegiatan desa adat terpusat pada bidang upacara
adat dan keagamaan, sedangkan desa dinas terpusat pada bidang
administrasi, pemerintahan dan pembangunan.
• Kekerabatan
Adat bagi yang menetap di Bali sesudah menikah mempengaruhi pergaulan
kekerabatan dalam suatu masyarakat. Ada macam 2 adat menetap yang sering
berlaku diBali yaitu adat virilokal yaitu adat yang membenarkan
pengantin baru menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat suami,dan
adat neolokal yaitu adat yang menentukan pengantin baru tinggal sendiri
ditempat kediaman yang baru. Penduduk Bali, memiliki rukun warga yang
disebut Banjar yang masing-masing memiliki kepala Banjar dengan sebutan
Kelihan. Banjar dikepalai oleh klian banjar yang bertugas dengan segala
urusan dalam lapangan kehidupan sosial dan keagamaan, namun terkadang
banjar juga harus memecahkan soal-soal permasalahan yang mencakup hukum
adat tanah, dan hal-hal yang sifatnya administrasi pemerintahan.
c. Bahasa
Sebagian besar masyarakat Bali menggunakan bahasa Bali dan bahasa
Indonesia,bahkan sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau
trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing lainnya
merupakan utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan
industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga
yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar yang biasanya di pakai
oleh kaum Sudra, dan bahasa Bali Mojopahit yaitu bahasa yang
pengucapannya lebih halus yang dipakai oleh kaum Brahmana, kaum Ksatrian
dan kaum Waisya.
d. Kesenian
Bali tidak dapat dipisahkan dengan berbagai kesenian yang dimilikinya.
Bahkan sebagian dari masyarakat Bali bermata pencaharian di bidang
kesenian, seperti seni pahat, seni lukis, seni drama dan tari dan seni
musik.
Seni kebudayaan tari di Bali pada umumnya di bagi menjadi tiga
kategori, diantaranya adalah wali atau seni tari yang hanya pertunjukan
dalam acara sakral, bebali atau seni tari pertunjukan yang biasanya
untuk upacara dan juga sering di tampilkan untuk menyambut pengunjung
yang datang ke Bali serta balih-balihan atau seni tari yang sifatnya
untuk hiburan. Salah satu jenis seni tarian yang ada di Bali dan sangat
populer bagi para wisatawan adalah Tari Kecak dan Barong.
Jenis musik tradisional Bali sebetulnya memiliki kesamaan dengan musik
tradisional yang ada di banyak daerah lain di Indonesia. Namun terdapat
beberapa ciri khas dalam teknik memainkan dan gubahannya yaitu dalam
bentuk kecak. Seni kecak adalah nyanyian yang konon menirukan suara
kera. Alat musik tradisional di Bali adalah, Gamelan, Jegog, serta
Genggong.
e. Makanan Khas
Begitu banyak makanan khas yang terdapat di Bali, biasanya
makanan-makanan asli Bali menggunakan berbagai macam rempah-rempah untuk
memasaknya, sehingga rasa campuran dari rempah tersebut sangat terasa
apabila kita mencicipi makanan asli Bali tersebut. Tiap kabupaten di
Bali memiliki makanan khas contoh nyamakanan tradisional Badung,
terdapat ayam jejeruk, sate lilit ayam, lawar kuwir, dan jukut ares.
Untuk daerah Denpasar sendiri banyak ditemui ayam betutu, nasi campur
Bali dan masih banyak yang lainnya.
f. Rumah Adat Bali
foto gapura di luar.
foto gapura didalam
Rumah Adat Bali merupakan sebuah penerapan dari filosofi yang ada pada
masyarakat Bali itu sendiri. Ada tiga aspek yang harus di terapkan di
dalamnya, aspek pawongan (manusia sebagai penghuni rumah), pelemahan (
lokasi atau lingkungan) dan parahyangan. Mereka menganggap kedinamisan
dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis
antara ke 3 aspek tersebut. Untuk itu pembangunan sebuah rumah Bali
harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita
Karana.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional Bali selalu dipenuhi
dengan pernak-pernik yang berfungsi untuk hiasan, seperti ukiran dengan
warna-warna yang kontras dan alami. Selain sebagai hiasan mereka juga
mengartikan dan maknai tertentu sebagai ungkapan terimakasih kepada sang
pencipta, serta simbol-simbol ritual seperti patung.
Umumnya Bangunan Rumah Adat Bali terpisah-pisah manjadi banyak
bangunan-bangunan kecil-kecil dalam satu area yang disatukan oleh pagar
yang mengelilinginya. Seiring perkembangan jaman mulai ada perubahan
bangunan tidak lagi terpisah-pisah.
Bali memiliki ciri khas arsitektur yang timbul dari suatu tradisi,
kepercayaan dan aktifitas spiritual masyarakat Bali itu sendiri yang
diwujudkan dalam berbagai bentuk fisik bangunan yang ada. Seperti rumah,
pura sebagai tempat suci umat Hindu, Banjar atau balai pertemuan dan
lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar