Senin, 02 Januari 2017

KEBUDAYAAN PULAU DEWATA BALI

 

Pulau Bali atau yang sering disebut Pulau Dewata ini merupakan Pulau yang terkenal hingga penghujung dunia. Bali yang sangat terkenal dengan keindahan alam yang dimiliki. Pulau Bali yang termasuk bagian dari Kepulauan Sunda Kecil ini beribukota di Denpasar, dan secara geografis terletak pada  8° LS dan 115° BT . Daerah ini pun memiliki iklim yang teropis seperti daerah Indonesia lainnya.
Secara geografis provinsi Bali berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur dan Selat Bali di sebelah barat, Laut Bali di sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, serta Selat Lombok di  bagian sebelah timur.
Tempat-tempat wisata yang sering dikunjungi selain kota Denpasar sendiri yaitu Ubud sebagai pusat seni yang terletak di Kabupaten Gianyar yang merupakan dataran tinggi di pulau ini. Sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tempat tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun hanya tempat untuk para wisatawan beristirahat.
Suku bangsa yang terdapat di Pulau Bali terbagi menjadi dua yaitu suku Bali Aga yang merupakan penduduk asli Bali, kebanyakan dari mereka tinggal di daerah Trunyan. Kemudian Suku Bali Mojopahit yang merupakan Bali Hindu atau Bali keturunan dari kerajaan Mojopahit. Kebudayaan Bali dapat dikatakan masih khas atau asli karena masyarakatnya sangat memegang teguh budaya dari nenek moyang mereka dan belum terpengaruh oleh budaya lain.  

2. Unsur-Unsur Budaya

a. Agama

Sebagian penduduk Bali menganut agama Hindu lebih kurang 95% dari jumlah keseluruhan penduduk yang terdapat di Bali, sedangkan 5% nya menganut agama Islam, Kristen, Katolik dan Kong Hu Cu.

Tujuan hidup dari ajaran Hindu yaitu untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup, lahir dan batin. Orang Hindu percaya adanya 1 Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti, yaitu wujud Brahmana (sang pencipta), wujud Wisnu (sang pelindung dan pemelihara), serta wujud Siwa (sang perusak). Tempat beribadah orang Hindu yang banyak ditemui di Bali disebut Pura, Pura sangat banyak dijumpai di rumah-rumah masyarakat Hindu Bali dalam berbagai bentuk tergantung dari kondisi ekonomi masyrakat tersebut. Sedangkan tempat-tempat untuk  pemujaan leluhur  disebut Sangga. Kitab suci agama Hindu adalah weda yang berasal dari India.

Masyarakat Hindu Bali yang meninggal dunia akan diadakan upacara Ngaben yang dianggap sanggat penting untuk membebaskan arwah orang yang telah meninggal dunia dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben merupakan upacara pembakaran mayat yang sudah sangat lazim ditemui di Bali. Hari raya umat agama hindu adalah Nyepi yang pelaksanaannya pada perayaan tahun baru saka pada tanggal 1 dari bulan 10 (kedasa), selain itu ada juga hari raya Galungan, Kuningan, Saras Wati, Tumpek Landep, Tumpek Uduh, dan Siwa Ratri. Kebanyakan dari wisatawan baik domestik maupun wisatawan asing berkunjung ke Bali untuk melihat atau bahkan terlibat dalam upacara-upacara keagamaan pada hari raya umat Hindu di Bali.

b. Organisasi Sosial

Perkawinan

 

Penarikan garis keturunan dalam masyarakat Bali adalah mengarah pada patrilineal. Sistem kasta yang sangat mempengaruhi proses berlangsungnya suatu perkawinan, karena seorang wanita yang kastanya lebih tinggi apabila menikah dengan pria yang kastanya lebih rendah tidak dibenarkan karena akan terjadi suatu penyimpangan, yaitu akan membuat malu keluarga dan menjatuhkan gengsi seluruh kasta dari anak wanita.

Kemudian di beberapa daerah Bali, diberlakukan pula adat penyerahan mas kawin ( petuku luh), namun saat ini terutama pada keluarga orang-orang yang  terpelajar, budaya ini sudah tidak diberlakukan lagi.

Kemasyarakatan

 

 

Terdapat suatu kesatuan hidup komunitas masyarakat Bali yang mencakup 2 pengertian Desa yaitu : Desa Adat dan Desa Dinas (administratif). Keduanya merupakan suatu kesatuan wilayah namun desa adat  berhubungan dengan keagamaan atau pun adat istiadat, sedangkan desa dinas adalah kesatuan admistratif. Kegiatan desa adat terpusat pada bidang upacara adat dan keagamaan, sedangkan desa dinas terpusat pada bidang administrasi, pemerintahan dan pembangunan.

Kekerabatan

 

 

Adat bagi yang menetap di Bali sesudah menikah mempengaruhi pergaulan kekerabatan dalam suatu masyarakat. Ada macam 2 adat menetap yang sering berlaku diBali yaitu adat virilokal yaitu adat yang membenarkan pengantin baru menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat suami,dan adat neolokal yaitu adat yang menentukan pengantin baru tinggal sendiri ditempat kediaman yang baru. Penduduk Bali, memiliki rukun warga yang disebut Banjar yang masing-masing memiliki kepala Banjar dengan sebutan Kelihan. Banjar dikepalai oleh klian banjar yang bertugas dengan segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dan keagamaan, namun terkadang banjar juga harus memecahkan soal-soal permasalahan yang mencakup hukum adat tanah, dan hal-hal yang sifatnya administrasi pemerintahan.

c. Bahasa

Sebagian besar masyarakat Bali menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia,bahkan sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing lainnya merupakan utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar yang biasanya di pakai oleh kaum Sudra, dan bahasa Bali Mojopahit yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus yang dipakai oleh kaum Brahmana, kaum Ksatrian dan kaum Waisya.

d. Kesenian

 

Bali tidak dapat dipisahkan dengan berbagai kesenian yang dimilikinya. Bahkan sebagian dari masyarakat Bali bermata pencaharian di bidang kesenian, seperti seni pahat, seni lukis, seni drama dan tari dan seni musik.

Seni kebudayaan tari  di Bali pada umumnya di bagi menjadi tiga kategori, diantaranya adalah wali atau seni tari yang hanya pertunjukan dalam acara sakral, bebali atau seni tari pertunjukan yang biasanya untuk upacara dan juga sering di tampilkan untuk menyambut pengunjung yang datang ke Bali serta balih-balihan atau seni tari yang sifatnya untuk hiburan. Salah satu jenis seni tarian yang ada di Bali dan sangat populer bagi para wisatawan adalah Tari Kecak dan Barong.

 

 

Jenis musik tradisional Bali sebetulnya memiliki kesamaan dengan musik tradisional yang ada di banyak daerah lain di Indonesia. Namun terdapat beberapa ciri khas dalam teknik memainkan dan gubahannya yaitu dalam bentuk kecak. Seni kecak adalah nyanyian yang konon menirukan suara kera. Alat musik tradisional di Bali adalah, Gamelan, Jegog, serta Genggong.

e. Makanan Khas


Begitu banyak makanan khas yang terdapat di Bali, biasanya makanan-makanan asli Bali menggunakan berbagai macam rempah-rempah untuk memasaknya, sehingga rasa campuran dari rempah tersebut sangat terasa apabila kita mencicipi makanan asli Bali tersebut. Tiap kabupaten di Bali memiliki makanan khas contoh nyamakanan tradisional Badung, terdapat ayam jejeruk, sate lilit ayam, lawar kuwir, dan jukut ares. Untuk daerah Denpasar sendiri banyak ditemui ayam betutu, nasi campur Bali dan masih banyak yang lainnya.

f. Rumah Adat Bali

foto gapura di luar.

foto gapura didalam

 

Rumah Adat Bali merupakan sebuah penerapan dari filosofi yang ada pada masyarakat Bali itu sendiri. Ada tiga aspek yang harus di terapkan di dalamnya, aspek pawongan (manusia sebagai penghuni rumah), pelemahan ( lokasi atau lingkungan) dan parahyangan. Mereka menganggap  kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara ke 3 aspek tersebut. Untuk itu pembangunan sebuah rumah Bali harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana.

Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional Bali selalu dipenuhi dengan pernak-pernik yang berfungsi untuk hiasan, seperti ukiran dengan warna-warna yang kontras dan alami. Selain sebagai hiasan mereka juga mengartikan dan maknai tertentu sebagai ungkapan terimakasih kepada sang pencipta, serta simbol-simbol ritual seperti patung.

Umumnya Bangunan Rumah Adat Bali terpisah-pisah manjadi banyak bangunan-bangunan kecil-kecil dalam satu area yang disatukan oleh pagar yang mengelilinginya. Seiring perkembangan jaman mulai ada perubahan bangunan tidak lagi terpisah-pisah.

Bali memiliki ciri khas arsitektur yang timbul dari suatu tradisi, kepercayaan dan aktifitas spiritual masyarakat Bali itu sendiri yang diwujudkan dalam berbagai bentuk fisik bangunan yang ada. Seperti rumah, pura sebagai tempat suci umat Hindu, Banjar atau balai pertemuan dan lain-lain.

Minggu, 01 Januari 2017

10 Upacara Tradisional Unik Khas Pulau Dewata, Bali

Berikut ini merupakan ragam mengenai 10 upacara tradisional unik khas Bali. Apa sajakah upacara tradisional yang unik tersebut? Mari kita simak uraiannya di bawah ini! Cekidot!

1. Upacara Ngaben

 

Upacara Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang ada di Bali. Ketika orang sudah meninggal bagi orang Bali wajib disucikan dengan media api yakni dibakar hingga menjadi abu. Barulah abu dari pembakaran mayat tersebut dilarung di sungai atau lautan. Tujuan dari upacara pembakaran mayat ini adalah penyucian elemen jiwa dan raga yang wajib dilakukan oleh masyarakat Bali. Upacara ini juga untuk mengikhlaskan para keluarga yang ditinggal mati oleh orang yang meninggal. Banyak sekali wisatawan yang datang untuk melihat prosesi Ngaben ini.

 

2. Upacara Penguburan Mayat di Trunyan

 

 

Desa Trunyan memang dikenal memiliki tradisi unik, dimana upacara untuk menguburkan mayat orang yang sudah meninggal cukup digeletakkan di sekitar pohon yang ada di hutan di dekat desa mereka.
Eits jangan salah pohon yang ada disini bukan sembarang pohon melainkan pepohonan taru dan menyan yang mampu mengeluarkan enzim dan bau wangi, sehingga ketika mayat orang yang sudah meninggal ketika diletakkan disekitar pohon tersebut tidak akan berbau busuk, malah berbau wangi. Ajaib bukan? Hehehe

3. Upacara Ngurek

 

 

Upacara Ngurek ini hampir mirip dengan debus dimana para pelaku yang terlibat dalam upacara ini wajib menusuk tubuhnya dengan menggunakan keris.
Tujuan dari Upacara Ngurek ini adalah manusia wajib yakin dengan Tuhan Yang Maha Esa, ketika manusia sudah yakin lahir bathin maka akan ada pertolongan berupa anugerah dan berkah dari Sang Kuasa kepada manusia tersebut.
Tak heran jika banyak yang beranggapan Upacara Ngurek ini mirip dengan debus. Hehehe Wah pesulap Indonesia yaitu Mr. Limbad ada saingannya dong? Hehehe


4. Upacara Melasti

 

 

Upacara melasti ini merupakan upacara penyucian manusia dan kehidupannya dimana sebelum Hari Raya Nyepi wajib dilakukan dengan bersembahyang dan berdoa di tepi pantai.
Unsur – unsur jahat dan buruk dari manusia nantinya akan dibuang dan dilarung ke lautan.
Upacara Melasti ini adalah upacara yang berfungsi menyucikan manusia yang mana selalu memiliki dosa karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna, manusia sering melakukan kesalahan dan khilaf bahkan dosa sehingga Upacara melasti ini memang dilakukan untuk tujuan tersebut.
Jadi manusia akan terlahir kembali secara bersih baik jiwa maupun raga kembali pasca Upacara Melasti ini dilakukan.


5. Upacara Omed – Omedan

 

 

Upacara ini dinamakan dengan Omed – Omedan karena kata tersebut berarti saling tarik menarik. Dalam kegiatan inti Upacara Omed – Omedan ini para peserta yang terlibat dalam upacara saling tarik menarik dan diangkat untuk saling cium – ciuman. Yang berhak melakukan tradisi cium – ciuman ini adalah laki – laki yang diangkat oleh yang lain dengan perempuan yang diangkat oleh yang lain pula. Tradisi ini dilakukan untuk tujuan silaturahmi, kegembiraan bersama, serta untuk menolak bala dan mala petaka bagi masyarakat yang mempercayainya. Wah agak seronok hehehe.

 

 

6. Upacara Mepandes

 

 

Upacara Mepandes ini merupakan upacara adat Bali yang dilakukan untuk pembersihan diri manusia dimana 6 gigi taring pada rahang manusia yang mulai dewasa diratakan atau dikikir hingga rata.
Tujuannya adalah menghilangkan unsur buruk dan jahat yang disimbolkan oleh 6 gigi taring yang dimiliki oleh manusia tersebut menjelang usianya menuju kedewasaan.
Diharapkan dengan adanya upacara adat seperti ini manusia akan selalu berbuat baik dimana mereka akan luput dari godaan sehingga kejahatan dapat diminimalisir sejak dini.


7. Upacara Tumpek Landep

 

 

Upacara Tumpek Landep adalah upacara adat Bali dimana senjata dan peralatan yang dimiliki oleh masyarakat Bali disucikan dengan sesaji dan doa – doa dimana setelah dikumpulkan dan diberkati oleh para pemuka adat, diharapkan senjata dan peralatan masyarakat dapat digunakan dengan baik dan mampu membawa keberkahan dalam kehidupan sehari – hari dari si pemilik senjata dan peralatan tersebut.
Biasanya pengumpulan senjata dan peralatan masyarakat tersebut dilakukan di pura dimana dipilih sebagai lokasi yang tepat dan sakral untuk pemberian pemberkatan kepada senjata dan peralatan mereka sehari – hari.


8. Upacara Mesuryak 

 

 

Upacara Mesuryak merupakan tradisi upacara adat khas masyarakat Bali dimana dilakukan dengan melempar uang ke atas setelah hari Galungan, tepatnya digelar pada hari Kuningan atau 10 hari setelah hari Galungan.
Tujuan dari upacara ini adalah persembahan atau memberikan bekal kepada para leluhur masyarakat Bali yang mana pada hari Galungan mereka turun ke bumi untuk memberkati anak cucu mereka, dan kembali ke nirwana pada hari Kuningan.


9. Upacara Perang Pandan

 

 

Upacara ini disebut juga dengan istilah Mekare – kare dimana para orang yang terlibat saling menghantamkan daun pandan berduri satu dengan yang lainnya untuk dipersembahkan dan ditujukan kepada Dewa Indra yang merupakan Dewa Perang bagi masyarakat Bali kuno.
Dalam upacara ini para pelaku upacara anehnya tidak merasa kesakitan karena terkena duri pandan meski lecet dan berdarah karena setelah upacara usai mereka akan diobati dan disucikan juga oleh para pemangku adat dan pendeta yang memimpin upacara.


10. Upacara Megibung

 

 

Upacara ini merupakan bentuk kebersamaan dan kekeluargaan dari masyarakat Bali dimana masyarakat dikumpulkan untuk makan bersama dalam satu wadah.
Tujuan dari upacara ini adalah silaturahmi antar warga dengan rasa kebersamaan dimana para warga yang hadir wajib makan bersama dengan satu wadah yang sama.
Disinilah rasa kebersamaan dan kekeluargaan serta keakraban dari warga terbentuk. Serunya tradisi makan bersama ini memang sering kali dilihat dan dijumpai di masyarakat Bali, dimana terkadang para wisatawan juga diajak untuk makan bersama. Jadi bukan hanya melihat guys.


Itulah 10 upacara tradisional unik khas dari masyarakat Bali.
Rangkaian upacara tradisional tersebut merupakan warisan dari para leluhur masyarakat Bali dimana dilakukan untuk tujuan tertentu dengan mengingat Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan keberkahan dan anugerahnya kepada para pihak yang melakukan. Setiap upacara memiliki nilai – nilai yang luhur yang wajib dipahami oleh semua orang yang terlibat maupun yang menonton. Seru bukan ulasan kali ini? Sekian dulu yah. Salam.

 


 


 


 


 

 

 


 

 


Tari Bali adalah tarian yang berasal dari Bali.
Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian dengan ekspresi penuh. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah. Tari-tari Bali yang paling dikenal antara lain pendet, gabor, baris, sanghyang, dan legong.
Berikut ini adalah beberapa tarian bali:

1. Tari Tradisional Bali - Tari Cendrawasih

Seperti halnya tari merak dari Jawa Barat, tari Cendrawasih Bali menggambarkan keindahan burung Cendrawasih yang bertebangan di angkasa. Tari Cendrawasih ditarikan oleh 2 orang wanita dewasa. Satu memerankan burung Cendrawasih jantan dan satunya lagi cendrawasih betina


Burung Cendrawasih yang dikenal sebagai Manuk Dewata di Bali memang memiliki karakter yang meliuk-liuk seperti sedang menari dan juga menyanyi ketika menjelang perkawinan. Hal ini digambarkan dalam tarian tradisional Bali ini. Tari Cendrawasih adalah hasil karya oleh I Gde Manik dan pertama kali ditampilkan di subdistrik Sawan di Kabupaten Buleleng pada 1920an. Tapi tari Cendrawasih yang sering dipertunjukan pada masa kini adalah hasil olahan koreografi oleh N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem, yang diaransemenkan pada penampilan pertamanya pada 1988.

2. Tari Tradisional Bali - Tari Trunajaya

Tari Trunajaya adalah tari tradisional Bali yang menggambarkan gerakan-gerakan seorang pemuda (Taruna) Bali yang sedang meninjak usia dewasa, penuh emosi serta berulah untuk memikat hati seorang wanita. Tari Trunajaya termasuk tari putra dengan gerakan yang keras yang biasanya ditarikan oleh seorang penari putri. Tari ini semula ciptaan Pan Wandres dalam bentuk kebyar Legong dan kemudian disempurnakan oleh I Gde Manik. Kreasi tarian Trunajaya ini diciptakan untuk sebuah tari hiburan yang bisa dinikmati saat-saat perayaan tertentu.

3. Tari Tradisional Bali - Tari Barong

Tari Barong adalah tarian tradisional Bali yang cukup terkenal. Tari Barong ini merupakan warisan kebudayaan sebelum munculnya agama Hindu di tanah dewata. Tarian Tradisional Bali ini ditarikan oleh 2 orang laki-laki, satu bagian kepala dan satunya lagi dibagian ekor, sehingga kelihatanya seperti binatang berkaki empat. 
Kata barong sendiri berasal dari kata bahruang yang berarti juga beruang, sehingga penampilan badannya besar seperti binatang beruang. Ada bermacam-macam barong seperti barong macan, barong bangkal, barong gajah, barong asu, barong landung, barong blasblasan, barong ket (keket). Tari Barong yang sering ditampilkan pada saat ini adalah barong ket, jenis tari barong ini memiliki kostum dan gerak tari yang lengkap, bentuknya merupakan  perpaduan antara binatang singa, macan, sapi atau boma. Badan Barong ini dihiasi dengan ukiran-ukiran dibuat dari kulit, dengan potongan kaca cermin yang berkilauan dan bulunya dibuat dari serat daun perasok , ijuk atau ada pula dari bulu burung gagak, topeng muka barong dibuat dari kayu dengan sumber tempat yang angker dan keramat.
Tari Barong dipentaskan menggambarkan pertarungan yang sengit antara kebajikan yang disimbolkan denan barong dengan kebatilan yaitu rangda, dan dipentaskan dengan penuh sajian humor.

4. Tari Tradisional Bali - Tari Legong

 Tari Legong adalah merupakan tari klasik Bali yang pada awal mulanya merupakan tarian kraton yang hanya dipertunjukan di lingkungan keraton pada masa kerajaan Bali. Dari asal katanya legong berasal dari kata “leg” yang artinya luwes dan elastis, dihubungkan dengan tarian berarti gerakan yang lemah gemulai, kemudian “gong” yang artinya gamelan, sehingga legong berarti tarian yang terikat dengan gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang mengiringinya di kenal dengan nama Semar Pegulingan. Ciri khas lainnya penarinya memakai kipas, kecuali penari dengan tokoh Condong.
Tari Legong ditarikan oleh 2-3 orang penari yang menghadirkan tokoh “Condong”, sebagai pembuka tarian ini, tapi adakalanya tari legong ini tidak menghadirkan tokoh tersebut, tergantung jumlah penarinya.
Dikenal beberapa macam tari Legong di Bali yang berkembang seiring waktu Legong Lasem (Kraton), Legong Jobog, Legong Legod Bawa, Legong Kuntul, Legong Smaradahana dan Legong Sudarsana.

5. Tari Tradisional Bali - Tari Kecak



Siapa sih yang belum pernah melihat tari Kecak? walaupun mungkin belum pernah melihat tarian ini secara utuh, tapi pasti pernah tahu dong cuplikan tari kecak yang kerap muncul di iklan/media televisi?.
Tari Kecak adalah pertunjukan tarian seni khas Bali yang lebih utama menceritakan mengenai Ramayana dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
Tari Kecak adalah hasil karya Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies pada tahun 1930an.

6. Tari Tradisional Bali - Tari Pendet

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia.
Namun seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Tari Pendet menjadi "ucapan selamat datang". Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi.
Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.

7. Tari Tradisional Bali - Tari Baris

 Tari Baris merupakan tarian ritual tradisional Bali. Tarian yang menunjukkan keberanian para ksatria Bali dan merepresentasikan para pejuang yang bertempur bagi raja Bali. Tarian ini biasanya dilakukan oleh 8 sampai 40 pria yang mengenakan pakaian tradisional para pejuang lengkap dengan ornamen pada kepala, dada dan punggung.  Kostum yang dipergunakan berbeda di setiap kabupaten karena semua kabupaten di Bali memiliki Tari Baris Khas masing-masing.
Mula-mula gerakan penari Baris sangat hati-hati, seperti seseorang yang mencari musuhnya di daerah yang belum ia kenal. Saat ia sampai di tengah panggung, ia mulai berjinjit, dan dengan cepat berputar diatas satu kaki dan wajahnya menunjukkan wajah seorang pejuang yang tengah berada di medan perang.Tari baris adalah tarian keramat yang dipertunjukan tidak hanya untuk upacara kremasi tapi juga saat upacara peringatan Pura dan upacara suci lainya karena dipercaya saat upacara tersebut para dewa dewi dan leluhur turun ke dunia untuk memberi berkat. Jadi tarian ini dipersembahkan untuk mereka sebagai pertunjukan dan juga rasa syukur.

 8. Tari Tradisional Bali - Tari Panji Semirang

Tari Panji Semirang merupakan sebuah tarian yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tarian ini menceritakan tentang seorang putri raja bernama Galuh Candrakirana yang pergi mengembara dengan menyamar menjadi laki-laki bernama Raden Panji. Pengembaraan ini dilakukan setelah putri tersebut kehilangan suaminya. Namun, dalam Babad Bali tarian ini menggambarkan putri bernama Galuh Candrakirana yang melakukan pengembaraan untuk mencari kekasihnya yang bernama Raden Panji Inu Kertapati, dengan menyamar sebagai laki-laki. Tarian ini ditarikan oleh perempuan dengan penampilan seperti laki-laki, dan tentu saja tidak memiliki gerakan perempuan sama sekali dalam tarian ini

 9. Tari Tradisional Bali - Tari Puspanjali

Tari Puspanjali merupakan sebuah tarian penyambutan yang ditarikan oleh sekelompok penari putri dengan jumlah penari antara 5-7 orang. Tari Puspanjalai menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang dinamis, tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian upacara Rejang, dan menggambarkan sejumlah wanita yang dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang datang ke pulau mereka. 
Puspanjali diambil dari kata puspa yang berarti bunga dan  anjali yang berarti menghormat / penghormatan. Tari ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989.

 10. Tari Tradisional Bali - Tari Margapati

 Tari Margapati merupakan tari tradisional Bali yang diciptakan oleh Nyoman Kaler pada tahun 1942. Kata Margapati berasal dari kata Marga yang berarti Jalan dan Pati yang berarti kematian. Tarian Margapati ini menggambarkan kesalahan perjalanan kehidupan bagi seseorang perempuan, karena tarian ini lebih banyak gerakan seorang laki-laki tapi ditarikan oleh wanita.
Tari Margapati memang ditarikan oleh seorang wanita. Tarian ini banyak ditampilkan pada acara-acara selamatan seperti acara ulang tahun perusahaan. 

 11. Tari Tradisional Bali - Tari Wirayudha

Tari Wirayudha merupakan tari perang yang ditarikan oleh antara 2 sampai 4 pasang penari pria bersenjatakan tombak. Tari ini menggambarkan sekelompok prajurit Bali Dwipa yang sedang bersiap-siap untuk maju ke medan perang. Para penari mengenakan hiasan kepala berbentuk udeng-udengan, tarian yang merupakan produksi Sanggar Tari Bali Waturenggong ini adalah ciptaan I Wayan Dibia pada tahun 1979.

 12. Tari Tradisional Bali - Tari Gopala

Tari Gopala merupakan tari tradisi Bali yang menggambarkan tingkah laku sekelompok penggamba sapi di suatu ladang / tempat penggembalaan. Gopala diambil dari kata kawi yang berarti penggembala sapi. 
Tari Gopala ini ditarikan oleh 4 sampai 8 orang penari putra. Tarian ini adalah ciptaan bersama antara I Nyoman Suarsa (penata tari) dan I Ketut Gede Asnawa (sebagai penata iringan) dengan gerakan  tari  yang humoris dengan materi gerak yang merupakan perpaduan antara gerak-gerik tari Bali yang sudah ada yang telah dikembangkan dengan gerak-gerak baru.


13. Tari Tradisional Bali - Tari Topeng

Topeng telah ada di dunia sejak jaman prasejarah. Aksesoris yang digunakan dimuka ini dipergunakan pula pada sebuah tarian yang dikenal dengan nama tari topeng. Topeng yang digunakan bisa menggambarkan banyak karakter, baik karakter orang pada masa kini maupun tokoh - tokoh fiktif atau orang jaman dahulu. Indonesia memiliki beberapa tari topeng, antara lain topeng cirebon dari Jawa Barat, Topeng Malang, Topeng Reog, Topeng Ireng dan Topeng Bali.
Keberadaan topeng dalam masyarakat Bali berkaitan erat dengan upacara keagamaan Hindu, karena kesenian luluh dalam agama dan masyarakat. Tari Topeng Bali adalah sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis, umumnya yang ditampilkan di tengah masyarakat adalah seni yang disakralkan. Tuah dari topeng yang merepresentasikan dewa-dewa dipercaya mampu menganugrahkan ketenteraman dan keselamatan.

 14. Tari Tradisional Bali - Tari Condong

Tari condong adalah tari tradisional yang berasal dari istana di Bali pada pertengahan abad ke-19. Penciptanya tidak diketahui, akan tetapi kepercayaan masyarakat yang berkembang mengacu bahwa ada pangeran dari Sukawati sakit parah mendapat penglihatan dua gadis cantik menari dengan anggun ditemani musik gamelan. Setelah pengeran tersebut sehat kembali, pangeran ini mereka ulang tarian yang dia pernah lihat. Tarian ini awalnya menceritakan kisah dua bidadari bernama Supraba dan Wilotama. Semenjak dekade 1930-an, cerita diubah menjadi seorang raja atau ratu.
Tari Condong umumnya digunakan sebagai pendahuluan dari tari legong, tarian ini dibawakan dengan diiringi oleh gamelan pangulingan.

 15. Tari Tradisional Bali - Tari Janger

Tari Janger adalah tari pergaulan anak remaja Bali, yang diciptakan pada tahun 1930 an. Ditarikan oleh 10 hingga 16 orang penari secara berpasangan, yaitu kelompok putri yang dinamakan janger dan kelompok putra yang dinamakan kecak. Mereka menari sambil menyanyikan Lagu Janger secara bersahut-sahutan.
Awal mula munculnya tari janger ini berawal dari nyanyian bersaut-sautan dari orang-orang yang memetik kopi,dimana untuk menghapuskan kelelahannya meraka menyanyi bersaut-sautan antara kelompok perempuan dari bentuk yang sangat sederhana ini kemudian berkembang dan menjadilah Tari janger.  Lirik lagunya diadaptasikan dari nyanyian Sanghyang, sebuah tarian ritual. Jika dikategorikan dalam Tari Bali, Janger termasuk Tari Balih-balihan, tarian yang memeriahkan upacara maupun untuk hiburan. 
Jadi itulah beberapa tarian-tarian yang ada di Bali yang sebagian besar digunakan untuk mengiringi upacara keagamaan dan penyambutan tamu di Bali.

5 Alat Musik Tradisional Bali 

 

1. Alat Musik Tradisional Bali - "Gamelan Bali"


Bali yang kita kenal sebagai pulau dewata juga memiliki gamelan seperti halnya provinsi lain di pulau Jawa. Gamelan sendiri merupakan seperangkat alat musik tradisional yang terdiri dari gong, kendang, kempul dan gambang. Bahan pembuatan gamelan antara lain  terbuat dari logam, menghasilkan suara yang nyaring dan gema yang yang bagus, dipakai dalam upacara agama dan mengiringi tarian.

Walaupun bisa dikatakan memiliki fungsi yang sama dengan gamelan dari pulau Jawa, akan tetapi bentuk ornamen atau hiasan gamelan Bali menjadi salah satu ciri yang membedakannya.




2. Alat Musik Tradisional Bali - "Rindik"

 


Rindik merupakan salah satu alat musik tradisional Bali. Alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul tersebut terbuat dari susunan bambu. 
Terdapat lima nada dasar yang dimiliki oleh Rindik. Rindik biasa digunakan sebagai musik pengiring hiburan rakyat "Joged Bumbung. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini Rindik sudah lebih fleksibel dalam pemakaiannya. Beberapa diantaranya adalah sebagai pelengkap untuk acara pernikahan/resepsi serta dapat pula untuk menyambut tamu.
 
 

3. Alat Musik Tradisional Bali - "Ceng-Ceng"

 

Alat musik tradisional Bali selanjutnya disebut dengan Ceng-ceng. Ceng ceng adalah musik yang berbentuk seperti 2 buah keping simbal yang terbuat dari logam, yang dimainkan dengan carame madukan keping simbal tersebut. Alat musik tradisional Bali yang satu ini dipakai untuk mengiringi gamelan maupun rindik.
  

4. Alat Musik Tradisional Bali - "Pereret"

 

 

Alat musik tradisional Pereret dari Bali merupakan alat musik kuno sejenis trompet yang terbuat dari bahan kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi trompet. Alat musik ini banyak dibuat di daerah Jembrana, Bali. Biasanya alat musik ini digunakan untuk mengiringi kesenian Sewo Gati. Cara menggunakan Pereret ini adalah dengan meniup alat tersebut sehingga keluar suara yang sangat merdu dan menawan hati.

Di Bali jaman dahulu dikenal dengan istilah Pereret pengasih asih. Hal ini disebabkan karena biasanya alat ini sering dipakai oleh perjaka untuk mengguna-gunai seorang gadis yang dicintai nya, lalu memainkannya pada malam hari diatas pohon yang tinggi, sehingga suaranya bisa didengar sayup-sayup merdu dari jarak kurang lebih satu kilometer. Sebelum dipakai, alat tersebut terlebih dahulu diisi dengan kekuatan gaib oleh Jero Balian (Dukun) dengan cara memberi sesajen sakral yang dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati.

  


5. Alat Musik Tradisional Bali - "Genggong"

 

 

Genggong merupakan salah satu instrumen getar yang unik yang semakin jarang dikenal orang. Keunikannya terletak pada suara yang ditimbulkannya yang bila dirasakan memberi kesan mirip seperti suara katak sawah yang riang gembira bersahut-sahutan di malam hari. Keunikannya yang lain adalah memanfaatkan rongga mulut orang yang membunyikannya sebagai resonator.

Alat musik tradisional Bali ini dibunyikan dengan cara mengulum (yanggem) pada bagian yang disebut “palayah”nya. Jari tangan kiri memegang ujung alat sebelah kiri dan tangan kanan menggenggam tangkai bambu kecil yang dihubungkan dengan tali benang dengan ujung alat di sebelah kanan. Untuk membunyikannya maka benang itu ditarik-tarik ke samping kanan agak menyudut ke depan, tetapi tidak meniupnya. Rongga mulut hanya sebagai resonator, dibesarkan atau dikecilkan sesuai dengan rendah atau tinggi nada yang diinginkan.

Di Bali alat musik Genggong ini semata-mata dipakai sebagai hiburan, misalnya dalam acara perkawinan. Seniman pengrajin pembuat genggong yang masih aktif banyak didapatkan di Desa Batuan, Kabupaten Gianyar, misalnya pada seorang yang bernama I Made Meji. Ada kalanya dibuat sebagai barang “souvenir” yang dijajakan buat para wisatawan.

Bahan untuk membuat genggong adalah pelepah pohon enau yang di Bali disebut “pugoug”. Dipilih yang cukup tua dan kering, lebih diutamakan yang mengering di batangnya sendiri. Dipilih kulit luarnya, dibuat irisan penampang segi empat panjang dengan ukuran lebih kurang 2 cm lebar dan dua puluh cm panjangnya. Bagian dalam yang lunak dibersihkan hingga tinggal luarnya yang keras setebal kira-kira seperempat cm. Palayah atau bagian instrumen yang bergetar terletak di tengah-tengah irisan yang kedua ujungnya berjarak dua cm dari batas ujung penampang irisan. Lebar palayah setengah cm. Palayah terdiri dari badan palayah dan ujung palayah yang berada atau mengarah ke bagian kiri irisan. Ujung palayah ini diusahakan setipis mungkin dengan lebar kira-kira sepuluh mm. Demikian pula bagian badan palayah dibuat tipis, kira-kira 2 cm di bagian atasnya dibuat tetap tebal, yaitu setebal irisan keseluruhan penampang irisan. Selanjutnya pada ujung kanan irisan penampang dibuat lobang tempat tali benang, yang kira-kira panjangnya 5 cm.

Benang itu diikatkan pula pada setangkai bambu bundar yang kecil, sepanjang 10 cm. Waktu membunyikan genggong tangan kanan memegang tangkai tersebut secara vertikal untuk menarik benang hingga palayahnya tergetar.

 

 

Penganan Khas Bali Yang Terkenal

Penganan khas Bali yang sangat terkenal di kalangan orang Bali seperti:

1. Serombotan

 

Hidangan Serombotan akan banyak anda jumpai di kabupaten Klungkung dan identik dengan nama Serombotan Klungkung. Klungkung adalah sebuah kabupaten di Bali yang berada di bagian tenggara pulau Bali.
Serombotan merupakan makanan sehat nan lezat yang dibuat dari beberapa jenis sayuran seperti kangkung, bayam, tauge, buncis dan beberapa kacang-kacangan yang ditambah dengan sambal berbahan kelapa parut dan sambal kacang yang rasanya lumayan pedas.

2. Nasi Languan

 

Hidangan nasi languan akan banyak anda jumpai di seputaran jalan Ida Bgus Matra, dan yang paling terkenal adanya di desa Pesinggahan, kabupaten Klungkung.
Nasi languan merupakan hidangan laut yang biasanya terdiri dari nasi putih, sate laut, kuah ikan laut, sambal matah (sambal dari irisan bawang, cabe, garam dan disiram minyak kelapa), sayuran kacang panjang dan kacang tanah goreng, rasanya sudah dijamin mantap bagi penyuka hidangan laut.

3. Jaje Laklak

 

Jajanan Laklak hampir mirip dengan kue serabi yang ada di Pulau Jawa. Jaje adalah bahasa Bali yang berarti kue atau jajanan.
Jajanan laklak bisa anda dapatkan di setiap kabupaten yang ada di Bali, biasanya jajanan laklak dijual di pasar tradisional dengan beberapa tambahan jajanan khas Bali lainnya seperti:
  • Jajanan lempog (dibuat dari ketela kukus yang ditumbuk ditambah sedikit garam dan parutan kelapa).
  • Jajanan batun salak (dibuat dari tepung ketan ditambah gula aren).
  • Jajanan injin (dibuat dari beras injin hitam yang dikukus).
  • Jajanan giling – giling (dibuat dari tepung kanji kemudian dibentuk kecil – kecil dan direbus).
Penganan Kue Bali yang lain seperti batun salak, lempog, laklak giling – giling sangat pas dinikmati bersama secangkir kopi atau teh hangat.

Laklak Men Gabrug

 

Lain halnya dengan penganan laklak yang di jajakan di festival Pesta Kesenian Bali (PKB) sejak 3 tahun yang lalu, jajanan laklak di kemas secara apik dan modern oleh Ibu paruh baya bernama men Gabrug, yang berasal dari kabupaten Buleleng.
Penganan laklak Men Gabrug sangat berbeda dengan penganan yang lainya yang dijual di PKB, karena Men Gabrug langsung membuat di lapaknya sehingga laklak Men Gabrug disebut laklak fresh from the oven.
Ternyata jajanan tradisonal Bali ini mendapat respon yang sangat banyak dari para pengunjung PKB, ini terbukti dari banyaknya pembeli yang sampai mengatre untuk dapat menikmatinya.
Laklak Men Gabrug mendapat lokasi yang sangat strategis berada di depan gedung Ksirarnawa Art Center Denpasar, sehingga setiap pengunjung PKB pasti dapat melihat dan tertarik untuk mencoba jaje laklak Men Gabrug.
Keunikan dari stand laklak Men Gabrug ini ada pada proses pembuatan. Penganan jaje laklak Men Gabrug dibuat langsung dengan mengunakan tungku tradisional dari batu bata dengan bahan bakar menggunakan kayu kopi dan cetakan loyang jajanan laklak menggunakan cetakan yang berbahan dari tanah liat.
Menurut Men Gabrug rasa laklak akan sangat berpengaruh dari alat masak yang digunakan, tentunya bahan yang dipakai juga sangat mempengaruhi kualitas rasa dari jajanan laklak.
Bahan adoanan dari jajanan laklak antara lain tepung beras, santan,garam, air daun suji dan air daun pandan. Setelah matang diatasnya ditaburi parutan kelapa dan gula aren yang sudah direbus dengan sedikit air.
Men Gabrug bisa menghabiskan adonan laklak 25-30 kg dalam sehari selama pesta kesenian Bali berlangsung, ini membuktikan penganan tradisional jajanan laklak masih eksis sampai sekarang ditengah persaingan penganan modern yang dijual di beberapa tempat di Bali.

10 Oleh-oleh Khas Bali yang Paling Terkenal

 

Tak ada yang meragukan pesona Bali. Pulau Dewata ini seolah tak pernah kehabisan daya tarik. Wisatawan lokal dan mancanegara selalu memenuhi setiap sudut Bali. Keindahan pantai di Bali, kesakralan pura serta kelezatan kulinernya akan membuat Anda tak ingin pulang dan meninggalkan Bali.
Meninggalkan Bali memang sebuah keputusan sulit. Tapi Anda tentu saja harus pulang dan kembali beraktifitas seperti biasa. Untuk mengobati kerinduan Anda pada Bali nantinya, simak rangkuman 10 oleh-oleh khas Bai berikut ini:

 

 

1. Pie Susu



Pie Susu
Pie susu menjadi oleh-oleh andalan dari Pulau Bali. Bentuknya bulat ceper dengan pinggiran keras garing dan fla susu di tengahnya yang creamy dan legit membuat pie susu memiliki perpaduan rasa yang istimewa. Umumnya yang banyak dikenal adalah pie susu original, namun sebenarnya di Bali terdapat pie susu dengan rasa beragam. Pie susu tersedia dalam berbagai topping seperti keju, almond, kismis dan choco chips.
Terdapat banyak sekali produsen pie susu di Bali. Anda akan menemukan pie susu dengan berbagai merek, namun yang pasti kesemuanya sama enaknya. Pie susu bisa dibeli di banyak pusat oleh-oleh khas Bali.

 

 

2. Kacang Disco



Kacang Disco
Jangan pulang dari Bali sebelum membeli kacang disco sebagai oleh-oleh. Kacang disco merupakan kacang tanah yang digoreng kering setelah sebelumnya dibalut adonan tepung dan bumbu. Kacang disco ini garing dan renyah saat dimakan. Selain itu, kacang disco tersedia dalam berbagai rasa mulai dari manis, pedas-manis, barbeque sampai udang.
Sama seperti pie susu, banyak sekali merek dagang kacang disco ini di Bali. Untuk membelinya, Anda bisa dengan mudah menemukannya di pusat oleh-oleh khas Bali.

 

 

3. Pia Legong

 


Pia Legong
Dengan ciri khas penari Legong di kemasannya, Pia Legong menjadi oleh-oleh khas Bali selanjutnya yang banyak diburu wisatawan. Pia Legong dibuat tanpa menggunakan mesin dan hanya dalam jumlah terbatas untuk menjaga kualitas rasa. Tersedia sedikitnya tiga varian rasa yaitu keju, cokelat dan kacang hijau.
Untuk membelinya, Anda bisa datang langsung ke tokonya yang berada di Jalan By Pass Ngurah Rai. Namun karena produksinya tidak dalam jumlah banyak, Anda sebaiknya melakukan pemesanan melalui telepon terlebih dahulu.

 

 

4. Kerupuk Kulit Babi

 


Kerupuk Kulit Babi
Bali bisa jadi tempat wisata kuliner yang tepat bagi penggemar kuliner berbahan daging babi. Kerupuk kulit babi umumnya tersedia dalam dua pilihan, murni kulit babi kering dan kulit dengan lemak babi. Menurut pembeli yang sudah mencicipinya, kerupuk kedua lebih nikmat karena lemaknya membuat rasa kerupuk lebih gurih.
Salah satu kerupuk kulit babi yang populer adalah Kerupuk Babi Sam Cam Rejeki. Kerupuk ini bisa Anda temukan di pusat oleh-oleh khas Bali atau datang langsung ke tokonya di Jalan Pulau Batam No. 7, Tabanan.

 

 

5. Kopi Kintamani

 


Kopi Kintamani
Punya teman penggemar kopi? Bawakan saja kopi Kintamani sebagai oleh-oleh. Kopi Kintamani ini termasuk salah satu biji kopi dengan kualitas terbaik di Indonesia. Bersama kopi Gayo dan kopi Flores, kopi Kintamani mendapatkan sertifikat Geographical Indication yang artinya kopi ini telah memenuhi standar kopi internasional.
Kopi Kintamani memiliki rasa unik yang tak bisa Anda temukan di kopi lain. Dengan sistem perkebunan tumpang sari, pohon kopi berada di lahan berundak bersama tanaman lain seperti jeruk, kakao dan beragam sayuran. Hal ini membuat rasa kopi Kintamani sedikit asam karena bercampur dengan aroma jeruk.
Kopi ini dapat ditemukan di banyak pusat oleh-oleh khas Bali. Namun jika ingin membeli dan melihat langsung proses pengolahan kopi secara tradisional, silakan datang ke kawasan Kintamani, Bali.

 

 

6. Bali Home Spa

 


Bali Home Spa
Oleh-oleh yang satu ini cocok sekali diberikan bagi sahabat saudara dan sahabat perempuan Anda. Produk home spa dari Bali akan membuat siapa pun bisa melakukan spa sendiri di rumah, tanpa perlu repot-repot datang ke salon perawatan tubuh.
Produk home spa khas Bali tersedia dalam berbagai merek, Anda bisa memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan. Untuk varian produk, selain body butter dan body scrub, tersedia juga body mist dan shampo.
Produk-produk ini dapat Anda temukan di pusat oleh-oleh khas Bali dan juga pusat perbelanjaan seperti Discovery Mall.

 

 

7. Kerajinan Perak Celuk Bali

 


Kerajinan Perak Celuk Bali
Dikenal sebagai daerah penghasil kerajinan perak terbaik di Bali sejak tahun 1976, Desa Celuk semakin dikenal oleh wisatawan dalam dan luar negeri. Kerajinan perak khas Desa Celuk ini sangat beragam bentuk dan jenisnya mulai dari perhiasan, patung sampai sendok dan garpu.
Jika tak punya waktu untuk berkunjung secara langsung ke Desa Celuk, Anda tak perlu khawatir. Kerajinan perak ini juga bisa Anda dapatkan di pasar seni yang tersebar di Bali seperti Pasar Sukawati dan juga kawasan Nusa Dua.

 

 

8. Kerajinan Manik-manik Bali

 


Kerajinan Manik-manik Bali
Setelah kerajinan peraknya yang sangat cantik, Bali juga punya kerajinan manik-manik yang beragam dan tak kalah cantik. Dengan kreatifitasnya, warga Bali mampu menciptakan berbagai aksesoris manis dari manik-manik seperti kalung dan gelang. Selain aksesoris tubuh, manik-manik juga bisa disulap menjadi pouch cantik yang bisa menjadi hadiah manis untuk sahabat Anda di kota asal.
Tak sulit menemukan kerajinan manik-manik ini di Bali. Anda bisa membelinya di hampir semua pasar yang terdapat di Pulau Dewata ini. Selain itu, oleh-oleh ini juga banyak dijajakan berkeliling di banyaktempat wisata di Bali.

 

 

9. Batik Bali

 


Batik Bali
Tak hanya Yogyakarta dan Pekalongan yang boleh menyombongkan batik, ternyata Bali juga memiliki batik khas. Agar koleksi batik Anda semakin lengkap, jangan lupa mampir ke Batik Galuh Bali yang berada di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati.
Datang ke Batik Galuh, Anda tak hanya bisa membeli produknya. Anda bisa melihat proses pembuatan kain batik bahkan juga ikut belajar membatik. Selain dijual dalam bentuk kain lembaran, batik di sini juga dijual dalam bentuk produk jadi seperti gaun, kemeja dan tas.

 

 

10. Joger

 


Joger
Belum ke Bali kalau belum mampir ke Joger. Dengan slogannya ‘Pabrik Kata-kata’, Joger memang identik dengan desain produknya yang menggunakan permainan kalimat menggelitik sekaligus sarkastik. Beragam produk Joger yang bisa Anda beli sebagai oleh-oleh di antaranya adalah kaos, sandal, mug, tas dan gantungan kunci.
Tak usah ragu! Langsung saja datang ke Jalan Raya Denpasar – Bedugul KM 37,5. Tak usah ditahan jika Anda ingin tertawa begitu membaca kalimat-kalimat iseng di tokonya.